Menulis Kreatif Naskah Drama Satu Babak dengan Memerhatikan Kaidah Penulisan Naskah Drama

Dalam kesempatan ini tentang Menulis Kreatif Naskah Drama Satu Babak, Kaidah Penulisan Naskah Drama, drama satu babak, drama 1 babak, menulis drama, naskah drama dari novel, drama pendek, definisi drama, jenis drama, apa yang dimaksud dengan drama.

Menulis Kreatif Naskah Drama Satu Babak

Pada pembelajaran terdahulu, kita pernah mempelajari penulisan naskah drama berdasarkan keaslian ide. Selain dapat menulis drama berdasarkan ide-ide dan gagasan sendiri, kalian juga harus dapat menuliskan naskah tersebut dengan kaidah penulisan drama yang benar.

Ciri khas suatu drama adalah dalam naskah itu berbentuk cakapan atau dialog. Dbenar-benar memerhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh-tokoh tersebut harus memiliki watak.

Pelukisan watak pemain dapat langsung pada dialog yang mewujudkan watak dan perkembangan lakon, tetapi banyak juga dijumpai dalam catatan samping. Suara yang terdengar dalam dialog tokoh juga berhubungan dengan watak lakon.

Tokoh yang berwatak tenang bijaksana biasanya menggunakan suara yang bernada rendah, kurang
bertekanan, dan halus. Watak suatu tokoh juga akan dimengerti dari percakapan antarpemainnya. Watak tokoh juga dapat dilihat dari perilaku dalam drama.

Misalnya penampilan seorang pegawai bank akan berbeda dari penampilan seorang makelar, kendatipun keadaan sosial ekonominya sama. Penampilan orang kaya tentu berbeda dengan orang miskin, sikap orang yang pemarah tentu berbeda dengan orang penyabar, dan sebagainya.

Perhatikanlah ilustrasi cerita dan contoh naskah drama berikut.

Cerita: Anita ingin mengajak teman-temannya untuk bekerja bakti membersihkan lingkungan. Rencana ini disampaikan setelah dia mendengar berita dari Fajar bahwa Tio anak kelas VIIB dan Bima anak VIIIC menderita penyakit demam berdarah. Nyamuk yang menyebarkan virus demam berdarah menggigit pada siang hari. Padahal, dari pagi sampai sore hari mereka berada di sekolah. Ini berarti, di sekolah terdapat nyamuk penyebar virus deman berdarah, Aedes aegypti. Hal ini disebabkan oleh banyaknya sampah kaleng yang berada di dekat sekolah dan air selokan yang menggenang di depan sekolah.

Baca Artikel lainnya : Pengertian dan Cara Menyunting Karangan

Pengembangan naskah drama dari cerita di atas adalah berikut.


                                                             Mari Bersihkan Lingkungan

Setting: ruang OSIS
Pelaku: Anita, Ratna, dan Fajar
Saat itu pagi hari. Anita dan Ratna tengah membahas persoalan Tio dan Bima yang sudah beberapa hari tidak masuk sekolah. Tiba-tiba Fajar masuk dengan terengah-engah.

Anita : “Sudah berapa lama Tio dan Bima tidak masuk sekolah?”

Ratna : “Tio sudah empat hari dan Bima tiga hari,”

Fajar : “An, gawat!”

Anita : “Ada apa, Jar?”

Fajar : “Tio dan Bima masuk rumah sakit,”

Ratna : “Mereka sakit apa, Jar?”

Fajar : “Mereka terkena demam berdarah.”

Anita : “Wah, ini bahaya. Kita harus segera bertindak,”

Ratna : “Apa maksudmu, An?”
Anita : “Kita tahu bahwa virus demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini
menggigit pada siang hari. Padahal, dari pagi hingga sore hari, Tio dan Bima berada di sekolah. Kemungkinan besar, mereka digigit waktu di sekolah.”

Fajar : “Ya, benar, An. Coba kita lihat, di samping sekolah kita adalah TPA (Tempat Pembuangan Sampah). Di sana banyak kaleng bekas yang mungkin ada airnya. Lalu, di depan sekolah kita, air di selokan selalu menggenang. Di tempat-tempat itulah Aedes aegypti berkembang biak.”

Ratna : “Iya. Lalu apa yang bisa kita lakukan?”

Anita : “Kita akan bekerja bakti membersihkan lingkungan. Kita akan menguras bak mandi, mengubur kaleng-kaleng bekas, menutup tempat air, membersihkan selokan, dan lain-lain.”

Ratna : “Ya, ini salah satu cara mencegah agar teman-teman kita terhindar dari deman berdarah.”

Anita : “Baiklah. Sekarang saya akan membicarakan rencana ini ke pembina OSIS.”
....

Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan berkenaan dengan kaidah penulisan naskah drama yaitu berikut.

  1. Penulisan dialog harus diawali dengan nama tokoh yang mengungkapkan dialog.
  2. Penggunaan tanda baca titik dua untuk mengungkapkan dialog tokoh.
  3. Petunjuk lakuan dituliskan dengan tanda kurung atau diletakkan sebagai paragraf tersendiri.
  4. Penulisan perpindahan babak, adegan, atau setting drama ditulis tersendiri atau tidak digandeng dengan dialog tokoh.
  5. Pada awal kisahan biasanya disertakan prolog sebagai pengantar cerita dan epilog sebagai penutup cerita.

 Baca Juga : Membuat Sinopsis Novel Remaja Indonesia

LihatTutupKomentar