Mengenal Kondisi Alam Indonesia

Alam Indonesia dikenal sangat indah dan kaya akan berbagai sumber daya alamnya. Tidak heran jika banyak wisatawan dari berbagai dunia tertarik dan datang ke Indonesia. Kegiatan pariwisata pun berkembang di sejumah wilayah seperti Bali, Yogyakarta, Lombok, dan lain-lain, sehingga mendatangkan keuntungan ekonomi yang tidak sedikit.

Keadaan alam Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu keadaan fisik wilayah serta keadaan flora dan fauna. Keadaan fisik wilayah diantaranya terdiri atas keadaan iklim dan keadaan bentuk permukaan bumi (kondisi fisiografis) yang kemudian akan menentukan jenis tanahnya. Sementara keadaan flora dan fauna menyangkut jenis keragaman dan sebarannya.
1. Keadaan Fisik Wilayah
Sebagai suatu wilayah, Indonesia memiliki keadaan fisik tertentu. Keadaan fisik tersebut dapat dikenali dari keadaan geologi, bentuk muka bumi, dan iklim. Keadaan fisik akan memengaruhi corak atau karakteristik kehidupan makhluk hidup yang tinggal di atasnya.

a. Kondisi Geologi Indonesia
Bumi tempat kita hidup, tidak bulat secara utuh, tetapi terdiri atas lempengan yang bergerak terhadap satu dan lainnya. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bertumbukan dengan Lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara. Lempeng Pasifik bertumbukkan dengan Eurasia di utara Papua dan Maluku Utara. Tumbukan lempeng tersebut kemudian membentuk rangkaian pegunungan yang sebagian menjadi gunung api di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara.
Selain terbentuk pegunungan dan gunung api, tumbukkan antarlempeng juga menghasilkan fenomena gempa bumi. Gempa bumi terjadi karena lempeng yang saling bertumbukkan kemudian menghasilkan getaran yang sampai ke permukaan bumi.

Indonesia merupakan salah satu negara yang sering mengalami gempa bumi, terutama pulau-pulau sepanjang pertemuan lempeng Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Sulawesi. Gempa yang terjadi dapat dibedakan menjadi gempa tektonik maupun vulkanik. Gempa tektonik adalah gempa karena pergerakan lempeng tektonik, sedangkan gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi karena adanya aktivitas kegunungapian.

Gempa bumi dapat menimbulkan bencana lainnya yaitu Tsunami. Goncangan akibat gempa bumi membuat gerakan tanah di dasar laut, sehingga menimbulkan gelombang. Ketika sampai di pantai, gelombang tersebut semakin besar dan menimbulkan bencana tsunami.

Selain gempa bumi, Indonesia juga rawan akan bencana letusan gunung api. Gunung berapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus.

Sebagian gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan material dari dalam gunung berapi. Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, yaitu gunung berapi Tambora dan Krakatau.

Gunung berapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus.

Sebagian gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi.

Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, yaitu gunung berapi Tambora dan Krakatau.
Berikut Daftar Nama Gunung Berapi Di Indonesia
  1. Gunung Agung, di Pulau Bali
  2. Gunung Abang, di Pulau Bali
  3. Gunung Anjasmara, di Jawa Timur
  4. Gunung Argopuro, di Jawa Timur
  5. Gunung Arjuno, di Jawa Timur
  6. Gunung Aseupan, di Banten
  7. Gunung Awu, di Sulawesi Utara
  8. Gunung Balease, di Sulawesi Selatan
  9. Gunung Baluran, di Jawa Timur
  10. Gunung Bandahara, di NAD
  11. Gunung Batok, di Jawa Timur
  12. Gunung Batur, di Bali
  13. Gunung Batutara, di Laut Flores
  14. Gunung Batusibela, di Maluku Utara
  15. Gunung Bawakaraeng, di Sulawesi selatan
  16. Gunung Botto Kabobong, di Sulawesi selatan
  17. Gunung Bromo, di Jawa Timur
  18. Gunung Bukitunggul, di Jawa Barat
  19. Gunung Bur ni Telong, di NAD
  20. Gunung Burangrang, di Jawa Barat
  21. Gunung Cikurai, di Jawa Barat
  22. Gunung Ciremai, di Jawa Barat
  23. Gunung Dempo, di Sumatera Selatan
  24. Gunung Galunggung, di Jawa Barat
  25. Gunung Gamalama, di Ternate Ma-lut
  26. Gunung Gamkonora, di Maluku Utara
  27. Gunung Gede, di Jawa Barat
  28. Gunung Halimun, di Banten
  29. Kawah Ijen, di Jawa Timur
  30. Puncak Jaya di Papua
  31. Gunung Kabaena, di Pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara
  32. Gunung Karang, di Banten
  33. Gunung Karangetang, di Sulawesi Utara
  34. Gunung Kelud, di Jawa Timur
  35. Gunung Kerinci, di Jambi
  36. Gunung Krakatau, di Selat Sunda
  37. Gunung Lasem, di Rembang Jawa Tengah
  38. Gunung Lawu, di Jawa Timur
  39. Gunung Leuser, di NAD
  40. Gunung Lompobattang, di Sulawesi Selatan
  41. Gunung Malabar, di Jawa Barat
  42. Gunung Marapi, di Sumatera Barat
  43. Gunung Mekongga, di Sulawesi Tenggara
  44. Gunung Merapi, di Jawa Tengah
  45. Gunung Merbabu, di Jawa Tengah
  46. Gunung Muria, di Jawa Tengah
  47. Gunung Nepo ,di Sulawesi Selatan
  48. Gunung Pangrango, di Jawa Barat
  49. Gunung Papandayan, di Jawa Barat
  50. Gunung Patuha, di Jawa Barat
  51. Gunung Penanggungan, di Jawa Timur
  52. Gunung Perkison, di NAD
  53. Gunung Pesagi, di Lampung
  54. Gunung Pesawaran, di Lampung
  55. Gunung Prahu, di Jawa Tengah
  56. Gunung Pulasari, di Banten
  57. Gunung Rajabasa, di Lampung
  58. Gunung Raung, di Jawa Timur
  59. Gunung Rinjani, di NTB
  60. Gunung Sago, di Sumatera Barat
  61. Gunung Salak, di Jawa Barat
  62. Gunung Sanggabuana, di Jawa Barat
  63. Gunung Seblat, di Bengkulu
  64. Gunung Semeru, di Jawa Timur
  65. Gunung Seminung, di Lampung
  66. Gunung Sibayak, di Sumatra Utara
  67. Gunung Sibuatan, di Sumatera Utara
  68. Gunung Sihapuabu, di Sumetera Utara
  69. Gunung Sinabung, di Sumatera Utara
  70. Gunung Singgalang, di Sumatera Barat
  71. Gunung Slamet, di Jawa Tengah
  72. Gunung Sumbing, di Jawa Tengah
  73. Gunung Sundoro, di Jawa tengah
  74. Gunung Talamau, di Sumatera Barat
  75. Gunung Talang, di Sumatra Barat
  76. Gunung Tambora, di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
  77. Gunung Tampomas, di Sumedang, Jawa Barat
  78. Gunung Tandikat, di Sumatra Barat
  79. Gunung Tanggamus, di Lampung
  80. Gunung Tangkuban Parahu, di Jawa Barat
  81. Gunung Wayang, di Jawa Barat
  82. Gunung Welirang, di Jawa Timur
  83. Gunung Wilis, di Jawa Timur
Berdasarkan Letak
Gunung di Papua
  1. Gunung Puncak Carstenz Pyramid(4,884 m.dpl) merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
  2. Gunung Puncak Jaya(4,860 m.dpl)
  3. Gunung Puncak Trikora(4,730 m.dpl)
  4. Gunung Puncak Idenberg (4,643 m.dpl)
  5. Gunung Dom (1,332 m.dpl)
  6. Gunung Derabaro (4,150 m.dpl)
  7. Gunung Yamin (4,595 m.dpl)
  8. Gunung Yaramamafaka (3,370 m.dpl)
  9. Gunung Redoura (3,083 m.dpl)
  10. Gunung Togwomeri (2,680 m.dpl)
  11. Gunung Mandala (4,640 m.dpl)
  12. Gunung Ngga Pilimsit(4,717 m.dpl)
  13. Gunung Foja (1,800 m.dpl)
  14. Gunung Cyrcloop (2,034 m.dpl)
Gunung di Jawa
  1. Gunung Anjasmara (2.277 m)
  2. Gunung Argapura (3.088 m)
  3. Gunung Arjuno (3.339 m)
  4. Gunung Bromo (2.392 m)
  5. Gunung Bukit Tunggul (2.208 m)
  6. Gunung Burangrang (2.057 m)
  7. Gunung Cereme (3.078 m)
  8. Gunung Cikuray (2.818 m)
  9. Gunung Galunggung (2.167 m)
  10. Gunung Gede (2.958 m)
  11. Gunung Guntur (2.249 m)
  12. Gunung Karang (1.245 m) sekitar 40 KM selatan Pandeglang
  13. Gunung Kembar I (3.052 m)
  14. Gunung Kembar II (3.126 m)
  15. Gunung Lasem (806 m) Rembang Jawa Tengah
  16. Gunung Lawu (3.245 m)
  17. Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia
  18. Gunung Malabar (2.343 m)
  19. Gunung Masigit (2.078 m)
  20. Gunung Merapi (2.911 m)
  21. Gunung Merbabu (3.145 m)
  22. Gunung Muria (1.602 m)
  23. Gunung Pangrango (3.019 m)
  24. Gunung Papandayan (2.665 m)
  25. Gunung Patuha (2.386 m)
  26. Gunung Penanggungan (1.653 m)
  27. Gunung Raung (3.332 m)
  28. Gunung Salak (2.211 m)
  29. Gunung Slamet (3.432 m)
  30. Gunung Sumbing (3.336 m)
  31. Gunung Sundara (3.150 m)
  32. Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m)
  33. Gunung Ungaran (2,050 m)
  34. Gunung Wayang (2.181 m)
  35. Gunung Welirang (3.156 m)
  36. Gunung Wilis (2.552 m)
  37. Gunung Kelud (1.350 m)
Gunung di Kalimantan
  1. Gunung Palung (1.116 m) Kalimantan Barat
  2. Gunung Raya (2.278 m) Kalimantan Tengah
  3. Gunung Liangpran (2.240 m) Kalimantan Timur
  4. Gunung Halau (1.892 m) Kalimantan Selatan
Gunung di Sulawesi
  1. Gunung Awu (1.320 m) Kepulauan Sangihe
  2. Gunung Lokon (1.689 m)
  3. Gunung Klabat(1995 mdpl)
  4. Gunung Mekongga (2.620 m)
  5. Gunung Mahawu (1311 mdpl)
  6. Gunung Bawakaraeng (2.705 m)
  7. Gunung Latimojong (3.478 m)
  8. Gunung Lokon (1580 mdpl)
  9. Gunung Lompobattang (2871 m)
  10. Gunung Soputan (1783 m)
Gunung di Sumatra
  1. Gunung Dempo (3159 m) Sumatera Selatan
  2. Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di Sumatra, kedua di Indonesia dan gunung berapi tertinggi di Indonesia
  3. Gunung Sinabung (2.475 m) Sumatera Utara
  4. Gunung Sibayak (2.212 m) Sumatera Utara
  5. Gunung Pesagi (2.262 m) Lampung
  6. Gunung Singgalang (2.877 m) Sumatera Barat
  7. Gunung Marapi (2,891.3 m) Sumatera Barat
  8. Gunung Talamau (2,912 m) Sumatera Barat
  9. Gunung Tandikat (2438 m) Sumatera Barat
  10. Gunung Leuser (3172 m) NAD
  11. Gunung Perkison (2300 m) NAD
  12. Gunung Talang (2600 m) Sumatera Barat
  13. Gunung Sago (2500 m) Sumatera Barat
Bali & Nusa Tenggara
  1. Gunung Agung (3.142 m) di Bali
  2. Gunung Batur (1.717 m) di Bali
  3. Gunung Batukaru (2.276 m) di Bali
  4. Gunung Ebulolobo (2,123)
  5. Gunung Inielika (1,559)
  6. Gunung Kondo (2,947)
  7. Gunung Nangi (2,330)
  8. Gunung Rinjani (3.726 m) di Lombok, gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia
  9. Gunung Sangeang (1,949)
  10. Gunung Tambora (2.850 m) di pulau Sumbawa
  11. Gunung Anak Ranakah (2,402)
  12. Gunung Ebulabo (2,123)
  13. Gunung Egon (1,703)
  14. Gunung Iliboleng (1,659)
  15. Gunung Iliwerung (1,486)
  16. Gunung Inerie (2,230)
  17. Gunung Keknemo (2,070)
  18. Gunung Kelimutu (1,385)
  19. Gunung Lewotobi Laki-laki (1,584)
  20. Gunung Lewotobi Perempuan (1,703)
  21. Gunung Lewotolo (1,319)
  22. Gunung Loreboleng (1,117)
Tempat lainnya
  1. Gunung Batusibela (2.111 m) di pulau Bacan Kepulauan Maluku
  2. Krakatau di Selat Sunda
  3. Gunung Pangrango (3019 m) di puncak Gunung tertinggi ke 2 di Jawa barat
b. Bentuk Muka Bumi

Indonesia terdiri atas belasan ribu pulau, baik yang berukuran besar maupun yang berukuran kecil. Jumlah pulau seluruhnya mencapai 13.466 buah. Luas wilayah Indonesia mencapai 5.180.053 km2, terdiri atas daratan seluas 1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Ini berarti wilayah lautannya lebih luas dari wilayah daratannya.

Bentuk muka bumi Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, bukit, gunung, dan pegunungan. Sebaran dari bentuk muka bumi Indonesia tersebut dapat dilihat pada peta fisiografi Indonesia berikut ini.
Pada peta fisiografi tampak sebaran bentuk muka bumi Indonesia dari mulai dataran rendah sampai pegunungan. Untuk membaca peta tersebut perhatikanlah legenda atau keterangan peta. Simbol berwarna kuning menunjukkan dataran rendah, warna hijau menunjukkan daerah perbukitan, warna oranye menunjukkan dataran tinggi, dan warna coklat menunjukkan pegunungan.

c. Kondisi Iklim Indonesia
Indonesia berada di wilayah tropis. Ciri iklim tropis adalah suhu udara yang tinggi sepanjang tahun yaitu sekitar 270C. Di daerah iklim tropis, tidak ada perbedaan yang jauh antara suhu pada musim hujan dan musim kemarau. Kondisi ini berbeda dengan daerah lintang sedang yang suhunya berbeda sangat jauh antara musim dingin dengan musim panas. Suhu pada musim dingin dapat mencapai sekitar - 200C, sedangkan pada saat musim panas dapat mencapai sekitar 400C.

Secara umum, keadaan iklim di Indonesia dipengaruhi oleh tiga jenis iklim yaitu iklim muson, iklim laut dan iklim tropis. Gambaran tentang ketiga jenis iklim tersebut adalah:
  1. Iklim musim, dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah setiap periode waktu tertentu. Biasanya satu periode perubahan adalah enam bulan.
  2. Iklim tropis, terjadi karena Indonesia berada di daerah tropis. Suhu yang tinggi mengakibatkan penguapan yang tinggi dan berpotensi untuk terjadinya hujan.
  3. Iklim laut, terjadi karena Indonesia memiliki wilayah laut yang luas, sehingga banyak menimbulkan penguapan dan akhirnya mengakibatkan terjadinya hujan.
Berbagai jenis iklim tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di Indonesia. Curah hujan di Indonesia bervariasi antarwilayah, tetapi umumnya sekitar 2500 mm/tahun. Walaupun angka curah hujan bervariasi antarwilayah di Indonesia, tetapi pada umumnya tergolong besar. Kondisi curah hujan yang besar ditunjang dengan penyinaran matahari yang cukup membuat Indonesia sangat cocok untuk kegiatan pertanian, sehingga mampu memenuhi kebutuhan penduduk akan pangan.

Hal yang menarik bagi Indonesia adalah terjadinya angin muson. Angin muson adalah angin yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara samudra dan benua. Pada saat lautan atau samudra menerima penyinaran matahari, maka diperlukan waktu yang lebih lama untuk memanaskan lautan. Sementara itu, daratan lebih cepat menerima panas. Akibatnya lautan bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan daratan. Bergeraklah udara dari lautan ke daratan.

Pada saat musim hujan di Indonesia (Oktober sampai April), angin muson yang bergerak dari Samudra Pasifik menuju wilayah Indonesia dibelokkan oleh gaya coriolis, sehingga berubah arahnya menjadi angin barat atau disebut angin muson barat. Pada saat bergerak menuju wilayah Indonesia, angin muson dari Samudra Pasifik telah membawa banyak uap air, sehingga diturunkansebagai hujan di Indonesia.

Peristiwa sebaliknya terjadi pada saat musim kemarau (Mei sampai September). Pada saat itu, angin muson dari Benua Australia atau disebut angin timur yang bertekanan maksimun bergerak menuju Benua Asia yang bertekanan minimum melalui wilayah Indonesia. Karena Benua Australia sekitar 2/3 wilayahnya berupa gurun, maka udara yang bergerak tadi relatif sedikit uap air yang dikandungnya. Selain itu, udara tadi hanya melewati wilayah lautan yang sempit antara Australia dan Indonesia, sehingga sedikit pula uap yang dikandungnya. Pada saat itu, di Indonesia terjadi musim kemarau.

Pola angin muson yang bergerak menuju wilayah Indonesia pada saat angin barat dimanfaatkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia untuk melakukan perpindahan atau migrasi dari Asia ke berbagai wilayah di Indonesia. Perahu yang digunakan untuk melakukan migrasi tersebut masih sangat sederhana dan pada saat itu masih mengandalkan kekuatan angin, sehingga arah gerakannya mengikuti arah gerakan angin muson.

Pada sekitar 2000 tahun sebelum masehi terjadi gelombang perpindahan rumpun bangsa yang berbahasa Melayu-Austronesia (Melayu Kepulauan Selatan). Melayu-Austrononesia ialah suatu ras Mongoloid yang berasal dari daerah Yunan di Cina Selatan. Dari tempat itu mereka menyebar ke daerah-daerah hilir sungai besar di Teluk Tonkin. Pada sekitar 200 SM (Sebelum Masehi), mereka pindah menyebar ke daerah-daerah Semenanjung Malaya, Indonesia, Filipina, Formosa, pulau-pulau Lautan Teduh sampai ke Madagaskar. Kelompok migrasi dari Yunan ke Indonesia inilah yang dianggap sebagai asal mula nenek moyang bangsa Indonesia

2. Flora dan Fauna
Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna (keanekaragaman hayati) yang sangat besar. Bahkan, keanekaragaman hayati Indonesia termasuk tiga besar di dunia bersama-sama dengan Brazil di Amerika Selatan dan Zaire di Afrika. Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan tahun 1999 jumlah spesies tumbuhan di Indonesia mencapai 8.000 spesies yang sudah teridentifikasi, sedangkan jumlah spesies hewan mencapai 2.215 spesies. Spesies hewan terdiri atas 515 mamalia, 60 reptile, 1519 burung, dan 121 kupu-kupu.

Besarnya keanekaragaman hayati di Indonesia berkaitan erat dengan kondisi iklim dan kondisi fisik wilayah. Suhu dan curah hujan yang besar memungkinkan tumbuhnya beragam jenis tumbuhan. Mengapa demikian? Tumbuhan memerlukan air dan suhu yang sesuai. Semakin banyak air tersedia semakin banyak tumbuhan yang dapat tumbuh dan karena itu semakin banyak hewan yang dapat hidup di daerah tersebut.

a. Persebaran Flora di Indonesia
Flora di Indonesia ternyata dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu Indo-Malayan dan Indo-Australian. Kelompok Indo-Malayan meliputi kawasan Indonesia Barat. Pulau-pulau yang masuk ke dalam kelompok ini adalah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Kelompok Indo-Australian meliputi tumbuhan yang ada kawasan Indonesia Timur. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan ini adalah Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Berbagai jenis flora tersebut telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik sebagai bahan furnitur, bahan bangunan, bahan makanan dan lain-lain. Sebagai contoh, rotan banyak dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan kursi, meja, dan perabotan rumah tangga lainnya. Berbagai jenis kerajinan dihasilkan dengan memanfaatkan bahan dari rotan. Sentra penghasil produk kerajinan tersebut banyak berkembang di daerah-daerah tertentu, misalnya di Cirebon dan daerah lainnya di Pulau Jawa.

b. Persebaran Fauna Indonesia
Fauna Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga corak yang berbeda yaitu fauna bagian barat, tengah, dan timur. Garis yang memisahkan fauna Indonesia Bagian Barat dengan Tengah dinamakan garis Wallace, sedangkan garis yang memisahkan fauna Indonesia Bagian Tengah dan Timur dinamakan Garis Weber.

Fauna bagian barat memiliki ciri atau tipe seperti halnya fauna Asia sehingga disebut tipe Asiatis (Asiatic). Fauna bagian timur memiliki ciri atau tipe yang mirip dengan fauna yang hidup di Benua Australia, sehingga disebut Tipe Australis (Australic). Fauna bagian tengah merupakan fauna peralihan yang ciri atau tipenya berbeda dengan fauna Asiatis maupun Australis. Faunanya memiliki ciri tersendiri yang tidak ditemukan di tempat lainnya di Indonesia. Fauna tipe ini disebut fauna endemis.
1). Fauna Indonesia Bagian Barat
Fauna Indonesia bagian Barat atau tipe Asiatis mencakup wilayah Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Mamalia berukuran besar banyak ditemui di wilayah ini seperti gajah, macan, tapir, badak bercula satu, banteng, kerbau, rusa, babi hutan, orang utan, monyet, bekantan, dan lain-lain. Selain mamalia, di wilayah ini banyak pula ditemui reptil seperti ular, buaya, tokek, kadal, tokek, biawak, bunglon, kura-kura, dan trenggiling. Berbagai jenis burung yang dapat ditemui diantaranya burung hantu, gagak, jalak, elang, merak, kutilang, dan berbagai macam unggas. Berbagai macam ikan air tawar seperti pesut (sejenis lumba-lumba di Sungai Mahakam) dapat ditemui di wilayah ini.

2). Fauna Indonesia Tengah atau tipe peralihan
Wilayah fauna Indonesia Tengah atau disebut pula wilayah fauna Kepulauan Wallace, mencakup Sulawesi, Maluku, Timor, dan Nusa Tenggara serta sejumlah pulau-pulau kecil di sekitar pulau-pulau tersebut. Fauna yang menghuni wilayah ini antara lain babi rusa, anoa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, kuda, sapi, monyet saba, beruang, tarsius, sapi, dan banteng. Selain itu terdapat pula reptil, Amphibia, dan berbagai jenis burung. Reptil yang terdapat di daerah ini, diantaranya biawak, komodo, buaya, dan ular. Berbagai macam burung yang terdapat di wilayah ini diantaranya maleo, burung dewata, mandar, raja udang, rangkong, dan kakatua nuri.

3). Fauna Indonesia Bagian Timur
Fauna Indonesia Bagian Timur atau disebut tipe australic tersebar di wilayah Papua, Halmahera, dan Kepulauan Aru. Fauna berupa mamalia yang menghuni wilayah ini antara lain kanguru, beruang, walabi, landak irian (nokdiak), kuskus, pemanjat berkantung (oposum layang), kangguru pohon, dan kelelawar. Di wilayah ini tidak ditemukan kera. Di samping mamalia tersebut terdapat pula reptil seperti biawak, buaya, ular, kadal. Berbagai jenis burung ditemui di wilayah ini diantaranya burung cenderawasih, nuri, raja udang, kasuari, dan namudur. Jenis ikan air tawar yang ada relatif sedikit.
LihatTutupKomentar