Wahyu Tirta Manik Mahadi


Para Pandawa meninggalkan Amarta, Abimanyu diserahi mememgang pemerintahan.
Patih sangkuni mengambil kesempatan baik mengusulkan agar Suyudana menyuruh prajurit Astina untuk menguasai Amarta. Raja Suyudana setruju , tetapi Basukarna tidak menyetujuinya. Brahmana Kestu datang di Astina akan membatu rencana penyerangan negara Amarta. Basukarna panas hatinya. Brahmana Kestu ditarik dibawa ke alun-alun dan dihajarnya. Brahmana Kestu mengambil pusaka Manik maninten dipukulkan kepada Basukarna. Basukarna menjadi arca. Arca dibuang , jatuh di Amarta.
Prajurit Kurawa bersama Brahmana Kestu menyerang negara Amarta.
Patih Sengkuni bisa menemui para putra Pandawa (Abimanyu, gatotkaca, Antarja, Wisanggeni, Prabakusuma). Sengkuni dengan gaya marah para Pandawa diminta menyerah dan akan dipenjara di Astina. Gatotkaca melawan, Sengkuni mundur ketakutan. Kartamarma melawan gatotkaca , terjadilah perang hebat. Brahmana Kestu tampil ke depan. Abimanyu, gatotkaca, Antarja, Prabakusuma dan Irawan berubah menjadimenjadi arca karena kesaktian pusaka manik maninten. Wisanggeni bisa meloloskan diri, lari ke hutan. Negara Amarta dikuasai Kartamarma dan dibantu Brahmana Kestu.

Wisanggeni tiba di Gua Windu bekas kerajaan Wisakarma. Di gua itu terdapat pakaian Hyang Guru. Pakaian disembah lalu dibawa pergi, di hutan berjumpa Arjuna di hutan. Arjuna menjawab, bahwa sedang mencari wahyu. Wisanggeni menyarankan agar Arjuna mau mengenakan pakaian Sang Hyang Guru yang dibawanya. Arjuna menurut anjuran Wisanggeni. Arjuna menyembah, lalu mengenakan pakaian sang Hyang Guru, dan naik tahkta di Kahyangan.

Wisanggeni mencari Puntadewa, Bima, Nakula dan sadewa. Mereka ditemukan di gunung Himawan. Mereka sedang berkumpul dan berunding akan mencari Wahyu Tirta manik mahadi (air manikam sangat indah). Wisanggeni menyarankan agar Puntadewa dan Bima pulang ke Amarta, sebab negara Amarta dikuasai Kartamarma. Para Pandawa telah menjadi arca. Mendenagr kata-kata Wisanggeni itu Bima bangkit marahnya.

Bima masuk istana Amarta dan mengamuk, tetapi kemudian menjadi arca karena kesaktian pusaka manik maninten. Puntadewa melihat sejumlah arca bangkit amarahnya seketika triwikrama berubah menjadi raksasa besar lagi dasyat, mengaku bernama dewa Amral. Brahmana Kestu dikejar hendak ditelannya. Brahmana Kestu hendak menggunakan pusaka, tetapi terlebih dahulu terkena aji gelap sayuta. Brahmana Kestu hanyut terbawa angin topan. Setelah jatuh ke bumi Brahmana Kestu akan bersembunyi ke guwa Windu, berganti pakaian. Tetapi pakaian telah tiada lalu kembali ke kahyangan.

Brahmana Kestu dikeroyok oleh para dewa. Brahmana Kestu tidak mampu melawan serangan para dewa, lalu turun ke dunia, berjumpa dengan Dewa Amral, dan pergi ke Dwarawati. Brahmana Kestu mionta tolong agar dimabilkan pakaiannya. Raja Dwarawati mau menolong bila diberi upah Tirta Manik Mahadi beserta kendi Pratala. Raja Dwarawati menyuruh agar Dewa Amral menolong. Dewa Amral bisa merebut pakaian Sang Hyang Guru. Arjuna menampakkan diri dan menghormat. Pakaian diberikan kepada Brahmana Kestu . Dewa Amral menerima tirta Manik Mahadi . Para putera Pandawa dan basukarna serta Bima disiram Tirta Manik mahadi dan kembali ke asal mula. Tirta Manik mahadi menyembuhkan orang sakit, menghapus rasa susah dan memberi ketentraman dunia.

LihatTutupKomentar